Pandemi menciptakan perubahan drastis di berbagai aspek kehidupan. SONJO (Sambatan Jogja/sonjo.id) adalah gerakan kemanusiaan yang dibentuk sejak 24 Maret 2020, fokus pada upaya meminimalisasi dampak pandemi terhadap kelompok rentan dan berisiko di DIY. Hingga saat ini telah terbentuk 10 Grup WhatsApp (WAG) di SONJO dengan anggota mencapai 1500-an, dan 300 lebih Usaha Mikro, Kecil, dan Mengengah (UMKM) memasarkan di Etalase Pasar SONJO (EPS). SONJO bergerak di tiga sektor: kesehatan, pendidikan dan ekonomi.
Keberadaan SONJO tidak dapat dipisahkan dari gerakan anti korupsi. Para perintis SONJO adalah para akademisi dan pegiat anti korupsi di UGM. SONJO juga menerapkan kaidah-kaidah integritas dan transparansi dalam pengelolaan kegiatan di berbagai program. Meskipun SONJO adalah organisasi tanpa bentuk (OTB/lembaga informal), SONJO memiliki Komite Kepatuhan di SONJO yang memantau agar semua kegiatan di SONJO tidak bertentangan dengan ketentuan pemerintah. SONJO memiliki hastag #OraAnaSingKeri (Jawa: tidak ada yang tertinggal) dan #OraKeri (Jawa: tidak tertinggal). Praktis SONJO bergerak memanfaatkan waktu luang, tenaga relawan dan kemauan untuk saling membantu antar warga, dengan memanfaatkan teknologi yang ada. Meski telah beroperasi selama 9 bulan, keanggotaan SONJO semakin meningkat dan gerakan kemanusiaan ini tidak memerlukan biaya finansial (biaya Rp0).
Liputan mengenai SONJO di artikel journal ilmiah internasional sebagai berikut.
https://www.iseas.edu.sg/wp-content/uploads/2020/10/ISEAS_Perspective_2020_124.pdf
Simak video berikut ini.